INPROSULA

Didukung oleh USAID Program Representasi (ProRep), InProSuLA bersama dengan Pemkab Kulon Progo, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, DPRD DIY, BKPP DIY, DPRD Kulon Progo, Perum Bulog Divisi Regional DIY, Gapoktan, SKPD Kulon Progo dan NGO mengadakan Workshop Perencanaan RASDA di rumah dinas Bupati Kulon Progo pada hari Jumat, 26 September 2014.

Pada kesempatan ini Bupati Kulon Progo dr H Hasto Wardoyo SpOG(K) mengatakan bahwa beras untuk warga miskin (raskin) bagi warga Kulonprogo secara keseluruhan akan diganti dengan beras daerah (Rasda) mulai tahun 2015. Saat ini Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) baru dapat mensuplai Rasda separuh lebih dari raskin yang disuplai oleh Bulog.

"Dari permintaan Bulog 660 ton/bulan untuk Rasda, selama ini Gapoktan baru bisa memenuhi 400 ton/bulan. Dengan demikian sebagian rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSPM) masih menerima Raskin, belum Rasda,"kata Hasto.

Untuk mengejar 2015, pemkab lebih menfokuskan untuk rumah produksinya dalam upaya menekan biaya produksi. Bila nanti mesin dan biaya perawatan sudah disubsidi maka diharapkan petani dapat terbantu untuk biaya produksinya.
Rasda ini, merupakan spirit "Bela Beli Kulonprogo", karena pemkab mulai tahun 2013 melakukan inisiasi untuk memperbaiki pelaksanaan program Raskin melalui Rasda, yaitu memenuhi kebutuhan beras untuk program Raskin oleh Gapoktan dari beras yang diproduksi petani Kulonprogo. Ini juga merupakan konsisten berupaya menegakkan kemandirian dan kedaulatan pangan di Kulonprogo.

Sekretaris Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Dr Mei Rochjat D MEd menyambut baik apa yang sudah dilakukan Pemkab Kulonprogo dengan program Rasda tersebut. Ini merupakan program yang nantinya dapat menjadi contoh kabupaten/kota lainnya di Indonesia. "Karena memang program Rasda di Kulonprogo ini merupakan satu-satunya di Indonesia. Yang awal harus menjadi contoh, tentu saja akan diikuti lainnya,"tutur Mei.

Published: 2020-11-29 00:54:01
Sumber: inprosula.org